*

*

Ads

Rabu, 06 Juni 2018

Pendekar Mata Keranjang Jilid 205

"Hemm, sebelum kami mendengar penjelasanmu, perlu lebih dahulu engkau melenyapkan kesangsian dan kecurigaan kami, Mulana. Kalau benar engkau ini saudara kembar Kulana, mengapa engkau hendak berkhianat kepadanya?"

Sepasang mata Menteri Cang kini mencorong ditujukan ke arah wajah orang Birma itu, penuh selidik.

Mulana mula-mula menentang pandang mata itu, lalu menunduk, dan wajahnya berduka sekali.

"Taijin, kehidupan hamba sudah rusak, kebahagiaan hamba sudah hancur, semua disebabkan oleh Kulana! Kalau dia tidak memberontak di Birma, tak mungkin hamba kehilangan segala-galanya. Sekarang, dia menghasut pemberontakan pula. Hamba, dalam kesempatan terakhir ini untuk menebus dosa-dosa hamba harus melawannya, menggagalkan usahanya itu. Terserah kepada Taijin dapat mempercaya saya ataukah tidak."

Menteri Cang mengangguk-angguk dan mengelus jenggotnya.
"Baiklah, sekarang jelaskan apa adanya dua hal yang kau anggap membahayakan itu."

"Memang Kulana tidak akan mampu melawan paduka dengan pasukan pemberontak yang tidak terlatih dan lebih kecil jumlahnya itu. Akan tetapi, hendaknya Paduka ketahui bahwa dia adalah seorang ahli sihir yang amat pandai. Dia dapat mempergunakan ilmu hitam untuk mencelakai pasukan Paduka. Saya tahu, bagi para pendekar yang telah memiliki sin-kang yang kuat, tidak akan mudah terpengaruh oleh ilmu hitamnya. Akan tetapi para anak buah pasukan Paduka dapat terpengaruh dan hal ini amat berbahaya. Pasukan takkan berdaya menghadapi ilmu hitam dan dapat melakukan hal semacam bunuh diri saja. Dan kedua, dan ini lebih berbahaya lagi, Taijin, Kulana pandai menggunakan bahan peledak dan dia telah memiliki bahan peledak itu dalam jumlah besar. Saya dapat membayangkan apa yang akan dilakukan dalam keadaan seperti sekarang ini. Tentu dia telah memasang bahan peledak di dinding bukit di kanan kiri jalan terusan itu. Kalau dengan kekuatan pasukan dia tidak akan dapat menangkan pertempuran, maka dengan bahan peledak itu, dia akan dapat meruntuhkan dinding di kanan kiri itu dan mengubur pasukan hidup-hidup!"

Mendengar ini, Menteri Cang mengerutkan alisnya dan diam-diam para perwira terkejut sekali, saling pandang dengan muka berubah. Kalau ucapan orang Birma ini menjadi kenyataan, akan terbasmilah pasukan mereka!

"Ah, kalau begitu, Han Lojin itu adalah mata-mata musuh yang sengaja hendak memancing kita memasuki perangkap maut!" teriak seorang diantara mereka.

Akan tetapi, Mulana menggeleng kepala.
"Aku sudah mendengar tentang Han Lojin itu." katanya kepada perwira tadi, "dan dia bukanlah mata-mata Kulana, bahkan dia mengkhianati Kulana."

Menteri Cang tertarik sekali.
"Saudara Mulana, ceritakan siapa Han Lojin itu!"

"Dia seorang yang penuh rahasia, mula-mula muncul disana hendak membantu Kulana. Akan tetapi baru beberapa hari berada disana, dia telah pergi lagi tanpa pamit, dan kini tahu-tahu dia berada disini dan menceritakan semua keadaan pasukan pemberontak. Apakah dia memang orang kepercayaan Paduka untuk melakukan penyelidikan ke sarang Kulana, Taijin?"

Menteri Cang menggeleng kepala.
"Tidak, dia datang dan membuka rahasia kedudukan para pemberontak, juga rencana para pemberontak untuk bergerak mulai pada malam bulan purnama."

"Hal itu memang benar, Taijin. Kalau begitu, dia seorang pendekar yang hendak menentang pemberontakan dan membantu pasukan kerajaan."

"Saudara Mulana, kalau semua yang kau ceritakan dan kau perhitungkan itu benar, lalu menurut pendapatmu, apa yang harus kami lakukan?"

"Apakah pertanyaan Paduka ini berarti bahwa saya dipercaya dan diterima untuk membantu pasukan Paduka?" Mulana balas bertanya.

Menteri Cang mengangguk.
"Kami percaya padamu dan suka menerima uluran bantuanmu." Pejabat tinggi ini lalu memandang sekeliling, kepada para perwira dan pendekar. "Harap Cu-wi ketahui bahwa sejak saat ini, Saudara Mulana kami terima sebagai seorang pembantu kita dan kami percaya." Semua yang hadir mengangguk.

"Nah, Saudara Mulana, jangan sampai kehabisan waktu. Jelaskan apa rencanamu untuk menghadapi kemungkinan ancaman perangkap musuh itu yang dapat kita lakukan."

"Begini, Taijin. Kalau benar perhitungan saya tentang siasat yang akan Taijin pergunakan, yaitu mengepung sarang pemberontak, siasat itu lanjutkan saja."






"Benar perhitunganmu. Kami membagi pasukan kami yang jumlahnya dua ribu orang lebih menjadi tujuh kelompok. Enam kelompok datang mengepung dari enam jurusan, sedangkan kelompok induk ini menyerang dari depan dan memasuki jalan terusan itu."

"Siasat yang baik sekali. Sebaiknya siasat itu dilanjutkan dan kita hanya menghadapi dua kemungkinan yang akan membahayakan kita, seperti yang telah saya ceritakan tadi, pertama menghadapi ilmu hitam yang mungkin akan dipergunakan oleh Kulana. Kedua adalah menghadapi bahan peledak yang mungkin akan dipergunakannya pula untuk meruntuhkan dua dinding bukit. Untuk itu, saya telah mempunyai cara yang terbaik untuk menanggulanginya."

"Apakah engkau seorang ahli sihir pula yang hendak melawan ilmu hitam Kulana dengan sihir?" tanya Menteri Cang.

Mulana menggeleng kepala.
"Biarpun saya pernah mempelajari ilmu hitam, namun dibandingkan dengan Kulana, saya akan kalah jauh. Akan tetapi saya telah mempelajari cara-cara untuk menolak dan memunahkan kekuatan ilmu hitam, Taijin. Harap mengutus anak buah untuk mencari dan menyembelih tiga ekor anjing hitam, menampung darahnya karena darah itulah yang akan dapat dipergunakan untuk memunahkan kekuatan ilmu hitam yang dipergunakan Kulana. Akan tetapi, anjing-anjing itu kita bawa saja dulu, setelah menghadapi ilmu hitam baru kita sembelih agar darahnya masih hangat dan belum membeku."

Seorang perwira lalu diutus untuk mengusahakan pencarian tiga ekor anjing hitam ini, di dusun-dusun yang tidak berjauhan dari tempat itu.

"Dan bagaimana untuk mengatasi ancaman bahan peledak yang akan meruntuhkan dua dinding bukit?" tanya Menteri Cang karena hal inilah yang dianggap paling berbahaya.

"Untuk meruntuhkan dinding-dinding itu, maka satu-satunya jalan hanyalah memasang bahan peledak di atas, dan bahan peledak itu diledakkan dengan sumbu yang panjang, lalu dinyalakan. Karena itu, agar dibentuk regu-regu pemanah yang pandai yang dengan diam-diam akan mendahului pasukan dan mendaki kedua bukit di kanan kiri jalan. Sebaiknya kalau dipimpin oleh pendekar-pendekar yang pandai. Tugas mereka untuk mencegah petugas musuh yang hendak menyalakan sumbu api bahan peledak."

Mendengar itu, Menteri Cang mengangguk-angguk dan para pendekar juga menyatakan kekaguman mereka. Segera waktu itu dibentuklah regu-regu pemanah yang dipimpin oleh para pendekar.

Karena Menteri Cang menghendaki agar regu-regu ini benar-benar kuat dan akan dapat menggagalkan rencana jahat musuh yang mungkin akan meledakkan dinding bukit, maka dia menunjuk suami isteri Ciang Su Kiat dan Kok Hui Lian untuk memimpin regu yang mendaki bukit sebelah kanan, sedangkan regu yang mendaki bukit sebelah kiri, dipimpin oleh Cia Kui Hong, Cia Ling, dan Can Sun Hok.

Kelompok pasukan induk itu lalu melanjutkan perjalanan, dan Mulana sendiri akan memimpin regu yang bertugas menghadapi ilmu hitam dengan darah anjing. Namun, tentu saja diam-diam Menteri Cang memerintahkan tokoh-tokoh pendekar dari Siauw-lim-pai., Bu-tong-pai dan yang lain-lain untuk mengamati dan menjaga Mulana, membayangi orang ini agar dapat bertindak kalau-kalau Mulana melakukan pengkhianatan.

Malam bertambah larut dan pasukan induk itu bergerak maju dengan cepat karena tadi telah terganggu gerakan maju mereka oleh munculnya Mulana. Namun, kini dalam hati para perwira semakin tenang dan penuh semangat karena mereka telah mengetahui siasat busuk dan tipu muslihat musuh, juga mereka percaya akan kecerdikan Menteri Cang dan kegagahan para pendekar yang membantu mereka.

**** 205 ****
Pendekar Mata Keranjang







Tidak ada komentar:

Posting Komentar